Sabtu, 14 Januari 2012

makalah profil usaha


MAKALAH
PROFIL WIRAUSAHA



Oleh:
Siti Murtopingah
Yuni Karlina

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2011


KATA PENGANTAR

            Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Dengan rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Profil Wirausaha”. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah Sejrah Peradaban Islam.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan makalah ini. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk perbaikan penulisan selanjutnya. Mudah-mudahan makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Amiin….
                                                                                                            Bandung, November 2011

                                                                                                                        Penulis


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
1.2 Tujuan Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengembangan Wawasan Jenis Bidang Usaha
2.2 Rintisan Usaha Wirausaha Baru
2.3 Perdagangan Besar
2.4 Penggolongan Grosir
2.5 Fungsi-Fungsi Pedagang Besar
2.6 Pedagang Eceran
2.7 Pedagang Kaki Lima
BAB III KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Di antara makhluk hidup yang di ciptakan Tuhan Yang Maha Esa, manusia merupakan makhluk yang paling sempurna. Manusia membutuhkan pekerjaan agar memperoleh penghasilan untuk membiayai kehidupan sehari-hari. Di antara manusia tersebut ada beberapa orang yang mendapat kesempatan dan mampu menciptakan lapangan kerja sendiri bahkan dapat membuka lapangan kerja untuk orang lain.
Dalam rangka pemerataan hasil-hasil pembangunan perlu lebih di tingkatkan dan diperluas usaha-usaha untuk memperbaiki penghasilan kelompok masyarakat yang mempunyai mata pencaharian rendah, seperti buruh tani, pedagang kecil, petani menggarap yang tidak memiliki lahan peternak kecil, nelayan, ataupun pengrajin.
Pengusaha golongan ekonomi lemah termasuk pengusaha informal dan tradisional perlu ditingkatkan dan dibina untuk meningkatkan kemampuan usaha dan pemasaran dalam rangka mengembangkan kewirausahaan, antara lain melalui pendidikan dan latihan serta penyuluhan dan bimbingan, dengan mengikut sertakan pengusaha besar dan menengah.
Dan kini pemerintah telah mengeluarkan kebijakan melalui penyediaan yang memadai untuk berbagai kemudahan dan bantuan seperti, kredit dan permodalan, tempat berusaha bimbingan teknologi cepat, dsb. Olehkarena itu, kini para masyarakat hanya saja perlu pengembangan usahanya, bagaimana cara pengelolaan barang-barang yang akan dibuat menjadi produk jual dan produknya itu dapat menarik hati konsumen.



1.2 Tujuan Penulisan
Setelah mengikuti perkuliahan, mahasiswa dapat menjelaskan :
1.      Pengembangan wawasan jenis bidang usaha
2.      Rintisan usaha wirausaha baru
3.      Perdagangan besar
4.      Penggolongan grosir
5.      Fungsi-fungsi pedagang besar
6.      Perdagangan eceran
7.      Pedagang kaki lima

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengembangan Wawasan Jenis Bidang Usaha
Beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum kita menggarap usaha :
1.      Minat seseorang, misalnya dalam bidang industri atau perdagangan.
2.      Modal, apakah sudah tersedia modal awal atau belum.
3.      Relasi, teman atau keluarga yang sudah menekuni usaha yang sama atau usaha yang akan dikerjakan ada relevansi.
Untuk mengetahui banyaknya yang bisa di masuki oleh wirausaha baru, kita dapat melihat hubungan dalam bentuk cilcular flow antara Rumah Tangga Produsen (RTP) dan Rumah Tangga Konsumen (RTK) [1].
Bila RTP mengalami kemajuan, maka akan berdampak positif terhadap kemajuan RTK. Pendapatan perkapita RTK akan meningkat, daya belinyapun akan meningkat. Apabila daya beli masyarakat meningkat maka hasil produksi oleh RTP akan diserap oleh masyarakat. Kerja sama RTP dan RTK ini berjalan sepanjang masa dalam bentuk cilcular flow yang saling menunjang kemajuan. Sebagai orang yang kreatif, calon-calon wirausaha akan melihat banyak peluang usaha yang dapat diciptakan[1].


2.2 Rintisan Usaha Wirausaha Baru
Depnaker bekerja sama dengan LSM dan Koperasi konsultansi bisnis Jawa Barat. Telah beberapa angkatan mengadakan pembinaan wirausaha baru. Pesertanyan adalah remaja putus sekolah, tamatan Perguruan Tinggi yang belum bekerja dan Kariawan PHK. Berikut ini akan dijelaskan beberapa cuplikan kiat usaha dan profil usaha karya Wahyu Suparyanto, SE, MM yang telah diterbitkan dan laris dalam bentuk buku saku. Buku kecil ini menarik di baca, tidak memakan waktu yang lama kita akan memperoleh banyak ilmu baik teori maupun prakteknya.
Cara cepat kaya, dalam buku tersebut diuraikan langkah-langkah yang mantap dilakukan oleh seseorang agar bisa menjadi kaya. Tentu kekayaan tersebut diperoleh dengan cara yang halal dan baik. Proses dan karakteristik orang yang berpotensi menjadi kaya adalah sebagai berikut


Faktor kemampuan banyak menyangkut pengalaman, keterampilan yang dikuasai, misalnya bakat memasak, dan hasilnya enak akan memiliki kemampuan lebih besar untuk mengelola restoran, sedang faktor relasi sangat berguna untuk memperoleh sumber barang, menjadi langganan, membantu pemodalan, sumber tenaga kerja / kariawan.
1.                  Mengelola bisnis dirumah sendiri, artinya mengelola bisnis tertentu secara professional dengan memanfaatkan bagian rumah dari rumah sendiri yang dilakukan oleh seseorang atau tim dengan tujuan mencari pengalaman. Misalnya membuka usaha kue, rumah makan, usaha menjahit, seni tari, les Pelajaran, dan salon kecantikan.
2.                  Mengelola usaha rumah kost, usaha yang bisa kita lihat merupakan tren didaerah perkotaan, khususnya di sekitar kampus/ Perguruan Tinggi, lokasi pusat pendidikan, pusat kesehatan.
2.3 Perdagangan Besar
Perdagangan besar ialah segala aktivitas marketing yang menggerakkan barang-barang dari produsen ke pedagang eceran atau ke lembaga-lembaga marketing lainnya. Jika kita lihat dari proses marketing yang meliputi konsentrasi, equasi, dan distribusi, maka proses pengumpulan dan pengembangan (konsentrasi dan equasi dilakukan oleh perdagangan besar)[1].



Untuk meneliti apakah distribusi termasuk dalam kegiatan besar atau bukan, ada 3 macam sifat yang dapat diperhatikan.
1.      Motif Pembelian
Motif ini memiliki tujuan bahwa barang bukan untuk dikonsumsi, tetapi untuk dijual kembali dengan memperoleh keuntungan.
2.      Jumlah pembelian
Pembelian perdagangan eceran besar ialah pembelian yang dimaksudkan untuk diri sendiri atau keluarga dan kawan.
3.      Cara-cara dari perusahaan tersebut :
·         Perdagangan besar memiliki usaha diskriminatif, hanya melayani pedagang eceran tidak kepada semua konsumen.
·         Transaksi perdagangan besar adalah besar, lebih besar dari kebutuhan sehari-hari.
·         Harga dapat berubah.
2.4 Penggolongan Grosir

Grosir dapat digolongkan sebagai berikut
1.      Grosir yang berfungsi terbatas, terdiri atas :
a.       Pengiriman barang
b.      Pedagang dengan truk
c.       Pengecer tunai dengan sell service
d.      Pengecer yang bersama-sama memiliki grosir
e.       Kelompok suka rela yang bergabung dengan grosir
2.      Pengumpul hasil pertanian
3.      Menurut barang yang diperdagangkan
4.      Menurut lapangannya :
a.       Grosir melayani pabrik, mereka menjual berbagai hasil industri
b.      Penjual barang khusus ke pabrik
5.      Menurut daerah operasional atau daerah yang dilayaninya
a.       Grosir tingkat nasional
b.      Grosir tingkat provinsi
c.       Grosir lokal
2.5 Fungsi-Fungsi Pedagang Besar
  • Pengumpul dan penyebaran
  • Pembelian dan penjualan
  • Pemilihan barang
  • Pemberian kredit
  • Penyimpanan
  • Pengangkutan

2.6 Pedagang Eceran
1)    Pengertian pedagang eceran
Kegiatan perdagangan besar dan perdagangan eceran adalah sangat penting dalam proses penyaluran dan jasa. Tanpa usaha perdaganagan besar dan eceran,sulit produsen menyalurkan barangnya, walaupun beberapa produsen dapat langsung menyalurkan barang kepada konsumen atau ke pengecer tapi kegiatan tersebut tidak dapat diandalkan dan tidak efisien. Yang dimaksud dengan perdagangan eceran atau retailing adalah suatu kegiatan menjual barang dan jasa kepada konsumen akhir. Perdagangan eceran adalah mata rantai terakhir dala penyaluran barang dari produsen sampai kepada konsumen. Sedangkan pedagang eceran adalah orang-orang atau toko-toko yang kerja utamanya mengecerkan barang.
2)      Klasifikasi perdagangan eceran
1.                   Perdagangan eceran besar
2.                   Perdagangan eceran kecil terdiri dari :
a)                    Eceran kecil berpangkalan
b)                    Eceran kecil tidak berpangkalan
3)      Persaingan tajam dari berbagai jenis toko eceran
Persaingan pada tingkat perdagangan eceran di Negara kita sangat ketat, karena diizinkannya perdagangan eceran asing beroperasi. Setelah para pebisnis ritel asing masuk ke indonesi, maka pelaku bisnis ritel dapat dikelompkan menjadi empat :
a)                   kelompok grosir dan hypermarket.
b)                  Kelompok supermarket dan departemen store.
c)                   Kelompok minimarket modern.
d)                  Peritel kecil tradisional.
Kotler (2003:536) dalam Bob Foster membagi tipe-tipe pedagang eceran menjadi tiga bagian besar :
  1.       . Store retailer (pedagang eceran bertoko)
  2.       . Non retailer store (pedagang eceran bukan bertoko)
  3.     .   Retailer organization (pedagang eceran organisasi)

Non Store Retailing
-        Direct selling, penjualan dari pintu ke pintu, dari rumah ke rumah, penjualan di tempatpertemuan, misalnya ibu-ibu arisan.
-        Direct marketing, penyebaran catalog.
-        Automatic vending machine, mesin otomatis yang melayani pembeli menggunakan koin, barang yang dibutuhkan akan keluar otomatis dari mesin setelah dimasukan koin sesuai harga barang.
-        Buying service, bentuk eceran yang dikoordinasi oleh agen pembelian untuk melayani kelompok pembeli besar seperti sekolah, rumah sakit.
Retail Organization
-        Corporate chain, dua gerai atau lebih yang umumnya dimiliki dan dikontrol, menjual produk yang sama.
-        Voluntary chain, terdiri atas sekelompok pedagang eceran dalam pembelian besar barang dan barang dagangan umum.
-        Retail corporative, terdiri atas pedagang eceran yang membentuk sebuah organisasi pembelian dan melakukan promosi.
-        Consumer corporative, ini merupakan took eceran yang dimiliki oleh konsumen dengan menghimpun modal bersama .
-        Franchise organization, organisasi yang memperoleh hak paten.
-        Marchandising conglomerate, konglomerat dagang.
d. keuntungn dan kelemahan pedagang eceran
Keuntungan :
a.       Modal yang diperlukan relative kecil.
b.      Pendapatannya dari usaha itu merupakan pendapatan tambahan.
c.       Tempat dagangnya paling strategis.
d.      Hubungannya dengan konsumen amat kuat.
Kelemahan :
a.       keahlian kurang.
b.      Administrasi dalam arti pembukuan tidak diperhatikan sehingga kadang-kadang habis dimakan.
c.       Pedagang kecil tidak mampu mengadakan sales promotion.
Faktor yang mendorong majunya toko eceran
a.       lokasi/tempat toko eceran.
b.      Kelengkapan barang.
c.       Ketepatan harga.
d.      Suasana toko.
2.7 Pedagang Kaki Lima
Pedagang kaki lima sangat populer di Negara kita, dalam arti yang positif dan mungkin juga dalam arti yang negatif. Positifnya, pedagang kaki lima secara pasti dapat menyerap lapangna pekerjaan. Negatifnya, pedagang kaki lima tidak menghiraukan tata tertib keamanan, kebersihan, dan kebisingan.
Pengertian pedagang kaki lima
Pedagang kaki lima ialah prang (pedagang) golongan ekonomi lemah, yang berjualan barang kebutuhan sehari-hari, makanan atau jasa. Tempat umumnya di trotoar, depan toko dan tepi jalan. Adapun ciri-ciri pedagang kaki lima :
1.      Kegiatan usaha tidak teroganisir secara baik.
2.      Tidak memiliki surat izin usaha.
3.      Tidak teratur dalam kegiatan usaha.
4.      Bergerombol di terotoar atau di tepi-tepi jalan protocol.
5.      Menjajakan barang dagangannya sambil berteriak.
1. Franchising ( waralaba )
Merupakan pelimpahan dari pabrikan atau distributor suatu produk atas jasa yang diberikan kepada agen-agen local atau pengecer dengan membayar sejumlah royalty. Orang yang memberikan franchising disebut franchistor sedangkan orang yang menerima disebut franchisee. Apasajakah yng dapat dijadikan franchising :
  • Barang dan jasa yang telah mempunyai pasaran luas dan citra tunggal.
  •  Formula paten atau desain tertentu.
  •  Nama barang atau merek dagang.
  •  Konsultan manajemen keuangan atau pengawasan.
  •  Promosi advertising dan pembelian.

f.       Kantor pusat pelayanan.
Keuntungan flanchising
  •  Produk yang ditawarkan telah masuk dalam pasaran yang luas.
  •  Tidak perlu mengeluarkan biaya.
  •   Keahlian manajemen karena pengalaman sudah lama.
  •   Kelengkapan modal ini meliputi fasilitas, tata letak, control persediaan.
  •   Pengetahuan tentang pasar.

f.       Pengawasan.
Waralaba dapat dibedakan menjadi tiga karaktristik
  • Pemberi waralaba memiliki merek dagang atau jasa dan member lisensi kepada pewaralaba dengan imbalan royalty.
  • Pewaralaba diharuskan membayar kewajiban untuk menjadi bagian sistem tersebut.
  • Pemberi waralaba menyediakan sistem pemasaran dan sistem operasi untuk menjalankan kegiatan isnis. 



BAB III
KESIMPULAN

            Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa setiap orang mempunyai kesempatan untuk membuat usaha menggunakan kemampuan dan pengalaman yang mereka miliki. Selain dari itu, dengan melihat peluang yang ada dan menggunakannya dengan sebaik mungkin dan disertai dengan usaha yang maksimal. Maka akan mendapatkan hasil yang baik. Selain dari peluang, kemampuan, dan pengalaman. Masalah yang sering dihapai dalam berwirausaha yaitu distribusi. Banyak sekali cara yang dapat digunakan untuk memproduksi barang. Distribusi dapat dilakukan yaitu dengan cara perdagangan besar, grosir dan pedagang eceran.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar