GERAK
BOLA TENDANGAN PISANG
BOLA TENDANGAN PISANG
Siti Murtopingah
Laboratoriun Fisika komputasi II
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Sunan
Gunung Djati Bandung
Gunung Djati Bandung
Jl. A.H. Nasution No. 105 Cibiru
Bandung 40614
Bandung 40614
13 Oktober 2011
Abstrak
Gaya yang bekerja pada gerak bola sepak terdiri dari gaya gravitasi, gaya hambatan udara, dan gaya magnus karena adanya gerak rotasi dari bola. Dilihat dari hasil gambar yang didapat maka hasil grafiknya berbeda-beda itu dapat terjadi atau dipengaruhi oleh nilai Cd, Cs dan Cl.
I.Pendahuluan
A. Latar Belakang
Dalam problem ini, dibahas konsep fisika dengan objek olahraga, khususnya analisis lintasan tendangan pisang yang merupakan istilah yang tidak asing bagi para pecinta olahraga sepak bola. Tahun 70-an Pele terkenal dengan tendangan pisangnya. Tahun 1998 gantian Roberto Carlos dipuja-puja karena tendangan pisangnya. Tahun 2006 David Beckham mengecoh para penjaga gawang dengan tendangan pisangnya yang sangat terkenal itu.
B. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini yaitu :
- Mengetahui cara mengoperasikan dan prosedur membuat program dasar dalam MATLAB
- Mengetahui cara menginisialisasi variable dalam MATLAB.
- Mengetahui operasi matematika dan fungsi dasar dalam MATLAB.
- Mengetahui cara membuat grafik pada MATLAB.
- Mengetahui cara mengoperasikan persamaan bernouli dengan beberapa metode menggunakan MATLAB.
C. Tinjauan Pustaka
Gambar
1. Tendangan pisang
1. Tendangan pisang
Lintasan bola yang menyerupai bentuk pisang ini sudah lama menjadi perhatian para peneliti. Gustav Magnus tahun 1852 pernah meneliti kasus sebuah bola yang bergerak sambil berotasi (Gb. 2). Gerakan bola ini menimbulkan aliran udara. Akibat rotasi bola, aliran udara yang searah dengan arah rotasi bola (A) bergerak relatif lebih cepat dibandingkan aliran udara pada sisi bola yang lain (B).
Menurut Bernoulli semakin cepat udara mengalir, semakin kecil tekanannya. Akibatnya tekanan di B
lebih besar dibandingkan tekanan di A. Perbedaan tekanan ini menimbulkan gaya yang membelokan bola ke arah A. Membeloknya bola akibat perbedaan tekanan udara ini sering disebut efek magnus untuk menghormati Gustav Magnus.
lebih besar dibandingkan tekanan di A. Perbedaan tekanan ini menimbulkan gaya yang membelokan bola ke arah A. Membeloknya bola akibat perbedaan tekanan udara ini sering disebut efek magnus untuk menghormati Gustav Magnus.
Gambar
2. Aliran udara ketika bola berotasi menghasilkan efek magnus
2. Aliran udara ketika bola berotasi menghasilkan efek magnus
Gaya yang bekerja pada gerak bola sepak terdiri dari gaya gravitasi, gaya hambatan udara, dan gaya magnus karena adanya gerak rotasi dari bola. Secara detail dapat dilihat pada Gambar 5.14. Gerak parabola disebabkan karena adanya gaya gravitasi, jika tidak ada gaya gravitasi maka gerak benda akan lurus beraturan sesuai Hukum Kelembaman Newton. Jika pada benda hanya bekerja gaya gravitasi, maka sesuai Hukum II Newton :
Jika kita menggunakan system 3 dimensi, maka percepatan benda dapat diuraikan berdasarkan
masing-masing sumbunya
masing-masing sumbunya
Gambar
3. Gaya-gaya yang bekerja pada bola
3. Gaya-gaya yang bekerja pada bola
Adanya hambatan udara maka akan mengurangi kecepatan bola bergerak. Secara matematis, gaya gesekan udara model kuadratik dapat ditulis sebagai
dimana ρ massa jenis udara, A luas bidang bola, V kecepatan bola dan Cd koefisien gesekan
udara.
udara.
Gaya magnus terjadi ketika bola berotasi atau melakukan gerak spin selain bergerak parabola. Akibat rotasi inilah timbul perbedaan kelajuan aliran udara disekitar bola yang menghasilkan perbedaan tekanan. Sesuai konsekuensi dari hukum.Bernoulli, adanya perbedaan tekanan ini menghasilkan gaya Magnus yang arahnya selalu tegak lurus dengan lintasan bola. Gaya magnus ini terdiri dari dua arah yaitu gaya Magnus vertikal dan gaya Magnus horizontal sesuai dengan arah spin dari bola.
Gambar
4. Arah vektor satuan gaya Magnus
4. Arah vektor satuan gaya Magnus
Ketika bola berotasi secara vertikal maka akan ada perbedaan tekanan yang menghasilkan gaya dalam arah vertikal. Untuk gaya Magnus spin vertikal, vektor gaya Magnus dapat di formulasikan sebagai
Sedangkan ketika bola berotasi secara horizontal maka perbedaan tekanan terjadi dalam arah horizontal. Untuk gaya Magnus spin horizontal, vektor gaya Magnus dapat di formulasikan sebagai
Dengan menggunakan hukum Newton, resultan gaya yang bekerja pada benda untuk gerak tiga dimensi dapat ditulis sebagai berikut:
Dengan , Cl dan Cs adalah koefiesien gaya magnus yang besarnya ditentukan sebanding dengan kecepatan rotasi bola. Model dalam Gerak Tiga Dimensi
Gambar
5. Vektor kecepatan bola dalam tiga dimensi
5. Vektor kecepatan bola dalam tiga dimensi
Sehingga vektor satuan kecepatannya dapat ditulis sebagai
Atau
Sedangkan untuk vektor satuan gaya magnus vertikal yang tegak lurus dengan kecepatan bola dapat
ditulis sebagai
ditulis sebagai
Sehingga
Dengan menggunakan Hukum II Newton, maka diperoleh percepatan dalam masing-masing komponen sumbu sebagai
Dari persamaan (11) diperoleh system persamaan diferensial yang dapat menggambarkan lintasan gerak bola karena pengaruh gravitasi, hambatan udara, dan efek magnus.
II. Metode Percobaan
A. Waktu dan Tempat
Percobaan yang dilakukan yaitu pada :
Hari/Tanggal : 13 Oktober 2011
Waktu : 10.30-12.00 WIB
Tempat : Laboratorium Fisika Komputasi 2 Fisika Sains dan Teknologi UIN Sunan Gunung Djati Bandung
B. Alat dan Bahan
Software MATLAB.
C.Prosedur Kerja
Pada percobaan menggunakan metode euleur. Buka software MATLAB, kemudian buka editor window. Kemudian ketik fungsi dan variabel-variabel yang akan dioperasikan. Setelah itu, save. Kemudian buka editor window yang baru, kemudian ketik fungsi dan plot, sebagai pemanggil. Setelah itu, save dan run. Ulangi langkah-langkah tersebut dengan menggunakan 4 kondisi. Untuk kondisi pertama tanpa pengaruh hambatan udara, kondisi kedua dengan hambatan udara tanpa gerak rotasi, kondisi ketiga dengan adanya hambatan udara dan gerak spin vertikal, dan kondisi keempat gerak bola dengan hambatan udara dan gerak spin horizontal.
III.Pembahasan
A. Hasil
Data hsil pada percobaan ini yaitu :
a. Kondisi pertama
Gambar
6.kondisi pertama
6.kondisi pertama
b. Kondisi kedua
Gambar
7. Kondisi kedua
7. Kondisi kedua
c. Kondisi ketiga
Gambar
8. Kondisi ketiga
8. Kondisi ketiga
d. Kondisi keempat
Gambar
9. Kondisi keempat
9. Kondisi keempat
Dapat dilihat dari gambar diatas bahwa pada setiap kondisi memiliki hasil grafik yang berbeda. Pada kondisi pertama yaitu menggunakan Cd=0, Cs=0, dan Cl=0 atau tanpa pengaruh hambatan udara maka grafik yang di dapat pada titik 0. Pada kondisi kedua yaitu Cd=0.5, Cs=0, dan Cl=0 atau dengan hambatan
udara tanpa gerak rotasi. Dilihat dari grafik maka nilainya semakin mendekati 0. Pada kondisi ketiga Cd=0.5, Cs=0.2, dan Cl=0. Dilihat dari hasil grafik, maka grafik yang didapat hampir sama dengan grafik pada kondisi pertama. Pada kondisi keempat, dilihat darihasil grafik maka nilainya mula-mula mengalami penurunan kemudian naik kembali. Itu dapat terjadi karena perbedaan nilai Cd, Cs, dan Cl.
udara tanpa gerak rotasi. Dilihat dari grafik maka nilainya semakin mendekati 0. Pada kondisi ketiga Cd=0.5, Cs=0.2, dan Cl=0. Dilihat dari hasil grafik, maka grafik yang didapat hampir sama dengan grafik pada kondisi pertama. Pada kondisi keempat, dilihat darihasil grafik maka nilainya mula-mula mengalami penurunan kemudian naik kembali. Itu dapat terjadi karena perbedaan nilai Cd, Cs, dan Cl.
IV. Kesimpulan
Dilihat dari hasil gambar yang didapat maka hasil grafiknya berbeda-beda itu dapat terjadi atau dipengaruhi oleh nilai Cd, Cs dan Cl.
DAFTAR PUSTAKA
Modul praktikum fisika komputasi II
Tidak ada komentar:
Posting Komentar