METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS
KONFIGURASI WENNER
Siti
Murtopingah, Siti Nurhasanah, Tresna Purnamadewi, Ridwan Andrianto, Sandi
Sudrajat
1209703037,
1209703038, 1209703040, 1209703020, 1209703035
Program Studi
Fisika, Fakultas
Sains dan Teknologi
Universitas
Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung, Indonesia
Asisten : fran
permana (2087006573 )
Tanggal
Praktikum : 18-10-2011
Abstark
Bumi ini terdiri dari berbagai macam
lapisan, lapisan itu pula terdiri dari berbagai macam batuan, mineral, dan
tanah. Setiap bahan memiliki sifat listrik yang berbeda-beda. Karakteristik
terhadap sifat listrik inilah yang digunakan dalam survey bawah permukaan
geolistrik. Untuk mengetahui kondisi di bawah permukaan dapat digunakan metode
geolistrik. Salah satu metode dari geolistrik adalah metode tahanan jenis.
Dengan mengetahui nilai tahanan jenis (resistivitas) di bawah permukaan maka
dapat ditentukan banyaknya lapisan penyusun dan jenis material penyusun.Metode
resistivitas yang digunakan adalah konfigurasi Wenner. Arus diinjeksikan ke
permukaan bawah bumi kemudian diukur nilai beda potensial listrik dan arus
listrik. Sehingga dapat diperoleh nilai resistivitas di bawah permukaan.
Didapatkan bahwa semakin dalam permukaan maka semakin kecil nilai
resitivitasnya dan semakin renggang jarak antar elektroda maka semakin dalam
permukaan yang dapat diukur resistivitasnya. Digunakan software RES2DINV untuk
melakukan inversi data.
Kata Kunci : Konfigurasi Wenner, RES2DINV,
Resistivitas
1.1 Tujuan
a.
Memahami prinsip hukum Ohm.
b.
Memahami konsep tahanan jenis.
c.
Memahami cara menginterpretasi.
I.2
Tinjaun pustaka
Bumi ini terdiri dari berbagai macam
lapisan. Lapisan itu juga terdiri dari berbagai macam kandungan seperti batuan,
mineral dan tanah[1]. Batuan dan mineral yang ada di bumi memiliki
sifat-sifat listrik seperti; potensial listrik alami, konduktivitas listrik,
dan konstanta dielektrik. Ada berbagai metode yang dilakukan untuk mengetahui
kondisi di bawah permukaan tanah. Salah satunya adalah metode geolistrik.
Metode ini dapat dijadikan cara untuk menyelidiki sifat listrik di dalam bumi
melaui respon yang ditangkap dari dalam tanah berupa beda potensial, arus
listrik, dan medan elektromagnetik. Salah satu dari metode geolistrik ini
adalah metode tahanan jenis.
Metode
geolistrik resistivitas adalah salah satu metode yang cukup banyak digunakan
dalam dunia eksplorasi khususnya eksplorasi air tanah karena resistivitas dari
batuan sangat sensitif terhadap kandungan airnya dimana bumi dianggap sebagai
sebuah resistor. Metode geolistrik resistivitas atau tahanan jenis adalah salah
satu dari jenis metode geolistrik yang digunakan untuk mempelajari keadaan
bawah permukaan dengan cara mempelajari sifat aliran listrik di dalam batuan di
bawah permukaan bumi[2].
Metode resistivitas umumnya digunakan
untuk eksplorasi dangkal, sekitar 300 – 500 m. Prinsip dalam metode ini yaitu
arus listrik diinjeksikan ke alam bumi melalui dua elektroda arus, sedangkan
beda potensial yang terjadi diukur melalui dua elektroda potensial. Dari hasil
pengukuran arus dan beda potensial listrik, dapat diperoleh variasi harga
resistivitas listrik pada lapisan di bawah titik ukur.
Prinsip kerja geolistrik adalah mengukur
tahanan jenis (resistivity) dengan mengalirkan arus listrik ke dalam batuan
atau tanah melalui elektroda arus (current electrode), kemudian arus diterima
oleh elektroda potensial dengan menganggap bumi sebagai resistor. Beda
potensial antara dua elektroda tersebut diukur dengan volt meter dari harga
pengukuran tersebut dapat dihitung tahanan jenis semu batuan dengan menggunakan
persamaan sebagai berikut :
Ρ
adalah tahanan jenis, K adalah faktor koreksi geometri, V adalah beda
potensial, I adalah kuat.
Arah penjalaran arus dengan dua titik
injeksi di permukaan bumi sebagai material homogen isotropic.
Terdapat beberapa konfigurasi elektroda yang
digunakan dalam metode Geolistrik. Pada eksperimen ini menggunakan wenner yaitu
untuk menginterpretasi lapisan bawah tanah secara mapping[1].
II. Metode Percobaan
Alat dan Bahan
a.
Alat
dan Bahan
1.
Resistivitimeter
2.
Minimal 2 pasang elektroda (elektroda
potensial dan elektroda arus)
3.
Accu 12 volt
4.
Kabel listrik
5.
Tabel data
6.
Alat tulis menulis
7.
Res2dv
Langkah
eksperimen
Yang
pertama dilakukan yaitu mempersiapkan alat yang akan digunakan dalam percobaan
ini. Kemudian pasang meteran pada daerah yang akan digunakan untuk eksperimen
kemudian patok pada setiap ujungnya. Setelah itu, pasang elektroda arus (C1C2)
dan elektroda potensial (P1P2) diawali dengan jarak terdekat yang telah
disiapkan pada tabell pengukuran. Kemudian untuk pengukuran yang kedua dan
seterusnya memindahkan elektroda arus dan elektroda potensial yang dilakukan
secara bersama-sama dengan jarak yang sama pada setiap elektroda. Setelah itu,
accu 12 volt ke resistivitimeter dan sambungkan capit dari resistivitimeter ke
setiap elektroda. Kemuadian setelah semua tersambung selanjutnya mengambil data
yaitu catat arus (I) dan beda potensial (V).
III.
Data dan Pengolahan
Data praktikum yaitu :
|
Tabel 1. Data hasil percobaan
Setelah data beda potensial dan
arus didapat, masukkan ke dalam program res2dinv untuk diolah. Akan muncul
gambar seperti berikut:
IV
Pembahasan
Resistivitas semu (apparent
resistivity) dipengaruhi oleh jenis batuan yang berada di bawah permukaan.
Apabila batuannya lebih berongga maka nilai resistivitasnya besar, sedangkan
apabila batuan lebih kompak maka nilai resistivitasnya akan lebih kecil. Batuan
yang lebih kompak akan lebih mudah mengalirkan arus daripada batuan yang
berongga, sehingga nilai resistivitas batuan yang kompak akan lebih kecil.
Resistivitas terhadap kedalaman tidak dapat kita peroleh hubungan secara
langsung, karena masih tergantung dari jenis batuan yang dikandung di bawah
permukaannya. Pada umumnya semakin ke dalam permukaan bumi maka batuan akan
semakin kompak. Oleh karena itu resistivitas akan semakin kecil.
Dari hasil pengolahan data dengan
software res2dinv, didapat gambar yang mempunyai warna berbeda-beda. Setiap
warna mempresentasikan resistivitas yang berbeda-beda. Dari yang paling kecil
resistivitasnya berwarna biru, sampai yang paling besar berwarna ungu. Berarti
dapat diartikan bahwa lapisan yang paling atas terdiri dari bahan yang apabila
diinjeksikan arus maka dia akan lebih menghambat arus tersebut. Bahan tersebut
adalah batuan yang lebih keras dibandingkan dengan batuan yang berada di
lapisan di bawahnya.
Bila kita interpretasikan, warna
biru langit adalah tanah liat biasa, warna biru muda adalah tanah liat London,
warna hijau adalah kumpulan batuan sedimen, warna hijau tua adalah tanah biasa
dengan kelembaban 50%, warna kuning adalah tanah liat dengan kelembaban 20%,
warna jingga ke merah adalah tanah liat campur kerikil, dan warna ungu adalah
pasir dengan kelembaban 90%. BIla dilihat dan diinterpretasikan secara logika
cukup masuk akal, karena resistivitas suatu materi semakin kecil bila
keadaannya basah dan semakin besar bila keadaannya kering.
Dengan adanya hasil data seperti
pada Tabel 1. Maka, semakin jauh jarak antar probe maka semakin dalam survey
yang dilakukan. Hal ini terjadi karena garis ekipotensialnya. Semakin besar
jarak probenya maka lingkup garis ekipotensial semakin besar dan makin banyak
lapisan yang terbaca. Semakin pendek jarak antar probe maka garis ekipotensialnya
makin mengerucut.
V
Simpulan
Dari
praktikum ini dapar mengetahui bagaimana kondisi di bawah permukaan dapat
ditentukan dengan melihat nilai resistivitasnya. Semakin besar nilai
resitivitasnya maka arus semakin sulit mengalir. Batuan yang berpori dan berongga
memiliki resistivitas yang tinggi dibandingkan batuan yang kompak. Resistivitas
bergantung terhadap jenis batuan yang ada di bawah permukaan. Semakin dalam
permukaan nilai resistivitas semakin kecil. Jarak antara elektroda, apabila
semakin renggang maka semakin dalam resistivitas yang dapat diukur di bawah
permukaan.
Daftar Pustaka
[1]Modul eksperiment fisika 2
[2]Pribadi Mumpuni Adhi. Metode Tahanan
jenis konfigurasi wenner. 2011.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar