MAKALAH
PROFIL WIRAUSAHA
Oleh:
Siti Murtopingah
Yuni Karlina
JURUSAN
FISIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2011
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat
Allah SWT. Dengan rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Profil Wirausaha”.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah
satu tugas pada mata kuliah Sejrah Peradaban Islam.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penulisan makalah ini. Penulis menyadari bahwa dalam
penulisan makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu kami
mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk perbaikan penulisan
selanjutnya. Mudah-mudahan makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Amiin….
Bandung, November 2011
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR
DAFTAR
ISI
BAB
I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang Masalah
1.2 Tujuan
Penulisan
BAB
II PEMBAHASAN
2.1 Pengembangan Wawasan Jenis Bidang Usaha
2.2 Rintisan Usaha Wirausaha Baru
2.3 Perdagangan Besar
2.4 Penggolongan Grosir
2.5 Fungsi-Fungsi Pedagang
Besar
2.6 Pedagang Eceran
2.7 Pedagang Kaki Lima
BAB
III KESIMPULAN
DAFTAR
PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Di antara makhluk hidup yang di
ciptakan Tuhan Yang Maha Esa, manusia merupakan makhluk yang paling sempurna.
Manusia membutuhkan pekerjaan agar memperoleh penghasilan untuk membiayai
kehidupan sehari-hari. Di antara manusia tersebut ada beberapa orang yang
mendapat kesempatan dan mampu menciptakan lapangan kerja sendiri bahkan dapat
membuka lapangan kerja untuk orang lain.
Dalam rangka pemerataan hasil-hasil
pembangunan perlu lebih di tingkatkan dan diperluas usaha-usaha untuk
memperbaiki penghasilan kelompok masyarakat yang mempunyai mata pencaharian
rendah, seperti buruh tani, pedagang kecil, petani menggarap yang tidak
memiliki lahan peternak kecil, nelayan, ataupun pengrajin.
Pengusaha golongan ekonomi lemah
termasuk pengusaha informal dan tradisional perlu ditingkatkan dan dibina untuk
meningkatkan kemampuan usaha dan pemasaran dalam rangka mengembangkan
kewirausahaan, antara lain melalui pendidikan dan latihan serta penyuluhan dan
bimbingan, dengan mengikut sertakan pengusaha besar dan menengah.
Dan kini pemerintah telah
mengeluarkan kebijakan melalui penyediaan yang memadai untuk berbagai kemudahan
dan bantuan seperti, kredit dan permodalan, tempat berusaha bimbingan teknologi
cepat, dsb. Olehkarena itu, kini para masyarakat hanya saja perlu pengembangan
usahanya, bagaimana cara pengelolaan barang-barang yang akan dibuat menjadi
produk jual dan produknya itu dapat menarik hati konsumen.
Setelah
mengikuti perkuliahan, mahasiswa dapat menjelaskan :
1.
Pengembangan
wawasan jenis bidang usaha
2.
Rintisan
usaha wirausaha baru
3.
Perdagangan
besar
4.
Penggolongan
grosir
5.
Fungsi-fungsi
pedagang besar
6.
Perdagangan
eceran
7.
Pedagang
kaki lima
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Pengembangan
Wawasan Jenis Bidang Usaha
Beberapa hal
yang perlu diperhatikan sebelum kita menggarap usaha :
1.
Minat
seseorang, misalnya dalam bidang industri atau perdagangan.
2.
Modal,
apakah sudah tersedia modal awal atau belum.
3.
Relasi,
teman atau keluarga yang sudah menekuni usaha yang sama atau usaha yang akan
dikerjakan ada relevansi.
Untuk
mengetahui banyaknya yang bisa di masuki oleh wirausaha baru, kita dapat
melihat hubungan dalam bentuk cilcular
flow antara Rumah Tangga Produsen (RTP) dan Rumah Tangga Konsumen (RTK) [1].
Bila
RTP mengalami kemajuan, maka akan berdampak positif terhadap kemajuan RTK. Pendapatan
perkapita RTK akan meningkat, daya belinyapun akan meningkat. Apabila daya beli
masyarakat meningkat maka hasil produksi oleh RTP akan diserap oleh masyarakat.
Kerja sama RTP dan RTK ini berjalan sepanjang masa dalam bentuk cilcular flow yang saling menunjang
kemajuan. Sebagai orang yang kreatif, calon-calon wirausaha akan melihat banyak
peluang usaha yang dapat diciptakan[1].
2.2 Rintisan
Usaha Wirausaha Baru
Depnaker
bekerja sama dengan LSM dan Koperasi konsultansi bisnis Jawa Barat. Telah beberapa
angkatan mengadakan pembinaan wirausaha baru. Pesertanyan adalah remaja putus
sekolah, tamatan Perguruan Tinggi yang belum bekerja dan Kariawan PHK. Berikut
ini akan dijelaskan beberapa cuplikan kiat usaha dan profil usaha karya Wahyu
Suparyanto, SE, MM yang telah diterbitkan dan laris dalam bentuk buku saku.
Buku kecil ini menarik di baca, tidak memakan waktu yang lama kita akan
memperoleh banyak ilmu baik teori maupun prakteknya.
Cara
cepat kaya, dalam buku tersebut diuraikan langkah-langkah yang mantap dilakukan
oleh seseorang agar bisa menjadi kaya. Tentu kekayaan tersebut diperoleh dengan
cara yang halal dan baik. Proses dan karakteristik orang yang berpotensi
menjadi kaya adalah sebagai berikut
Faktor
kemampuan banyak menyangkut pengalaman, keterampilan yang dikuasai, misalnya
bakat memasak, dan hasilnya enak akan memiliki kemampuan lebih besar untuk
mengelola restoran, sedang faktor relasi sangat berguna untuk memperoleh sumber
barang, menjadi langganan, membantu pemodalan, sumber tenaga kerja / kariawan.
1.
Mengelola
bisnis dirumah sendiri, artinya mengelola bisnis tertentu secara professional
dengan memanfaatkan bagian rumah dari rumah sendiri yang dilakukan oleh
seseorang atau tim dengan tujuan mencari pengalaman. Misalnya membuka usaha
kue, rumah makan, usaha menjahit, seni tari, les Pelajaran, dan salon
kecantikan.
2.
Mengelola
usaha rumah kost, usaha yang bisa kita lihat merupakan tren didaerah perkotaan,
khususnya di sekitar kampus/ Perguruan Tinggi, lokasi pusat pendidikan, pusat
kesehatan.
2.3 Perdagangan
Besar
Perdagangan
besar ialah segala aktivitas marketing yang menggerakkan barang-barang dari
produsen ke pedagang eceran atau ke lembaga-lembaga marketing lainnya. Jika
kita lihat dari proses marketing yang meliputi konsentrasi, equasi, dan
distribusi, maka proses pengumpulan dan pengembangan (konsentrasi dan equasi
dilakukan oleh perdagangan besar)[1].
Untuk
meneliti apakah distribusi termasuk dalam kegiatan besar atau bukan, ada 3
macam sifat yang dapat diperhatikan.
1.
Motif
Pembelian
Motif ini memiliki
tujuan bahwa barang bukan untuk dikonsumsi, tetapi untuk dijual kembali dengan
memperoleh keuntungan.
2.
Jumlah
pembelian
Pembelian perdagangan
eceran besar ialah pembelian yang dimaksudkan untuk diri sendiri atau keluarga
dan kawan.
3.
Cara-cara
dari perusahaan tersebut :
·
Perdagangan
besar memiliki usaha diskriminatif, hanya melayani pedagang eceran tidak kepada
semua konsumen.
·
Transaksi
perdagangan besar adalah besar, lebih besar dari kebutuhan sehari-hari.
·
Harga
dapat berubah.
2.4 Penggolongan
Grosir
Grosir dapat
digolongkan sebagai berikut
1.
Grosir
yang berfungsi terbatas, terdiri atas :
a.
Pengiriman
barang
b.
Pedagang
dengan truk
c.
Pengecer
tunai dengan sell service
d.
Pengecer
yang bersama-sama memiliki grosir
e.
Kelompok
suka rela yang bergabung dengan grosir
2.
Pengumpul
hasil pertanian
3.
Menurut
barang yang diperdagangkan
4.
Menurut
lapangannya :
a.
Grosir
melayani pabrik, mereka menjual berbagai hasil industri
b.
Penjual
barang khusus ke pabrik
5.
Menurut
daerah operasional atau daerah yang dilayaninya
a.
Grosir
tingkat nasional
b.
Grosir
tingkat provinsi
c.
Grosir
lokal
2.5 Fungsi-Fungsi Pedagang
Besar
- Pengumpul dan penyebaran
- Pembelian dan penjualan
- Pemilihan barang
- Pemberian kredit
- Penyimpanan
- Pengangkutan
2.6 Pedagang Eceran
1) Pengertian
pedagang eceran
Kegiatan perdagangan besar dan perdagangan eceran
adalah sangat penting dalam proses penyaluran dan jasa. Tanpa usaha
perdaganagan besar dan eceran,sulit produsen menyalurkan barangnya, walaupun
beberapa produsen dapat langsung menyalurkan barang kepada konsumen atau ke
pengecer tapi kegiatan tersebut tidak dapat diandalkan dan tidak efisien. Yang
dimaksud dengan perdagangan eceran atau retailing adalah suatu kegiatan menjual
barang dan jasa kepada konsumen akhir. Perdagangan eceran adalah mata rantai
terakhir dala penyaluran barang dari produsen sampai kepada konsumen. Sedangkan
pedagang eceran adalah orang-orang atau toko-toko yang kerja utamanya mengecerkan
barang.
2) Klasifikasi
perdagangan eceran
1.
Perdagangan eceran
besar
2.
Perdagangan eceran
kecil terdiri dari :
a)
Eceran kecil
berpangkalan
b)
Eceran kecil tidak
berpangkalan
3) Persaingan
tajam dari berbagai jenis toko eceran
Persaingan
pada tingkat perdagangan eceran di Negara kita sangat ketat, karena
diizinkannya perdagangan eceran asing beroperasi. Setelah para pebisnis ritel
asing masuk ke indonesi, maka pelaku bisnis ritel dapat dikelompkan menjadi
empat :
a)
kelompok grosir dan
hypermarket.
b)
Kelompok supermarket dan
departemen store.
c)
Kelompok minimarket
modern.
d)
Peritel kecil
tradisional.
Kotler (2003:536) dalam Bob Foster membagi tipe-tipe
pedagang eceran menjadi tiga bagian besar :
- . Store retailer (pedagang eceran bertoko)
- . Non retailer store (pedagang eceran bukan bertoko)
- . Retailer organization (pedagang eceran organisasi)
Non
Store Retailing
-
Direct selling,
penjualan dari pintu ke pintu, dari rumah ke rumah, penjualan di
tempatpertemuan, misalnya ibu-ibu arisan.
-
Direct marketing,
penyebaran catalog.
-
Automatic vending
machine, mesin otomatis yang melayani pembeli menggunakan koin, barang yang
dibutuhkan akan keluar otomatis dari mesin setelah dimasukan koin sesuai harga
barang.
-
Buying service, bentuk
eceran yang dikoordinasi oleh agen pembelian untuk melayani kelompok pembeli
besar seperti sekolah, rumah sakit.
Retail
Organization
-
Corporate chain, dua
gerai atau lebih yang umumnya dimiliki dan dikontrol, menjual produk yang sama.
-
Voluntary chain,
terdiri atas sekelompok pedagang eceran dalam pembelian besar barang dan barang
dagangan umum.
-
Retail corporative,
terdiri atas pedagang eceran yang membentuk sebuah organisasi pembelian dan
melakukan promosi.
-
Consumer corporative,
ini merupakan took eceran yang dimiliki oleh konsumen dengan menghimpun modal
bersama .
-
Franchise organization,
organisasi yang memperoleh hak paten.
-
Marchandising
conglomerate, konglomerat dagang.
d.
keuntungn dan kelemahan pedagang eceran
Keuntungan
:
a. Modal
yang diperlukan relative kecil.
b. Pendapatannya
dari usaha itu merupakan pendapatan tambahan.
c. Tempat
dagangnya paling strategis.
d. Hubungannya
dengan konsumen amat kuat.
Kelemahan
:
a. keahlian
kurang.
b. Administrasi
dalam arti pembukuan tidak diperhatikan sehingga kadang-kadang habis dimakan.
c. Pedagang
kecil tidak mampu mengadakan sales promotion.
Faktor
yang mendorong majunya toko eceran
a. lokasi/tempat
toko eceran.
b. Kelengkapan
barang.
c. Ketepatan
harga.
d. Suasana
toko.
2.7 Pedagang Kaki Lima
Pedagang kaki lima sangat populer di Negara kita,
dalam arti yang positif dan mungkin juga dalam arti yang negatif. Positifnya,
pedagang kaki lima secara pasti dapat menyerap lapangna pekerjaan. Negatifnya,
pedagang kaki lima tidak menghiraukan tata tertib keamanan, kebersihan, dan
kebisingan.
Pengertian
pedagang kaki lima
Pedagang kaki lima ialah prang (pedagang) golongan
ekonomi lemah, yang berjualan barang kebutuhan sehari-hari, makanan atau jasa.
Tempat umumnya di trotoar, depan toko dan tepi jalan. Adapun ciri-ciri pedagang
kaki lima :
1. Kegiatan
usaha tidak teroganisir secara baik.
2. Tidak
memiliki surat izin usaha.
3. Tidak
teratur dalam kegiatan usaha.
4. Bergerombol
di terotoar atau di tepi-tepi jalan protocol.
5. Menjajakan
barang dagangannya sambil berteriak.
1.
Franchising ( waralaba )
Merupakan pelimpahan dari pabrikan atau distributor
suatu produk atas jasa yang diberikan kepada agen-agen local atau pengecer
dengan membayar sejumlah royalty. Orang yang memberikan franchising disebut
franchistor sedangkan orang yang menerima disebut franchisee. Apasajakah yng
dapat dijadikan franchising :
- Barang dan jasa yang telah mempunyai pasaran luas dan citra tunggal.
- Formula paten atau desain tertentu.
- Nama barang atau merek dagang.
- Konsultan manajemen keuangan atau pengawasan.
- Promosi advertising dan pembelian.
f. Kantor
pusat pelayanan.
Keuntungan
flanchising
- Produk yang ditawarkan telah masuk dalam pasaran yang luas.
- Tidak perlu mengeluarkan biaya.
- Keahlian manajemen karena pengalaman sudah lama.
- Kelengkapan modal ini meliputi fasilitas, tata letak, control persediaan.
- Pengetahuan tentang pasar.
f. Pengawasan.
Waralaba
dapat dibedakan menjadi tiga karaktristik
- Pemberi waralaba memiliki merek dagang atau jasa dan member lisensi kepada pewaralaba dengan imbalan royalty.
- Pewaralaba diharuskan membayar kewajiban untuk menjadi bagian sistem tersebut.
- Pemberi waralaba menyediakan sistem pemasaran dan sistem operasi untuk menjalankan kegiatan isnis.
BAB
III
KESIMPULAN
Dari
uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa setiap orang mempunyai kesempatan
untuk membuat usaha menggunakan kemampuan dan pengalaman yang mereka miliki.
Selain dari itu, dengan melihat peluang yang ada dan menggunakannya dengan
sebaik mungkin dan disertai dengan usaha yang maksimal. Maka akan mendapatkan hasil
yang baik. Selain dari peluang, kemampuan, dan pengalaman. Masalah yang sering
dihapai dalam berwirausaha yaitu distribusi. Banyak sekali cara yang dapat
digunakan untuk memproduksi barang. Distribusi dapat dilakukan yaitu dengan cara
perdagangan besar, grosir dan pedagang eceran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar